Pages

02 October 2012

Sejarah Hacker

            Peretas (Inggris: hacker) adalah orang yang mempelajari, menganalisa, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh tantangan. Pada Umumnya masyarakat mengenal istilah hacker ini banyak tersalahgunakan atau rancu dengan istilah Cracker. Khususnya ketika pembahasan mengarah kepada kejahatan. Dimana istilah untuk penjahat yang mereka maksud sebenarnya adalah cracker.

         Karakter hacker itu sendiri dibagi menjadi dua, mereka ini lebih condong mengarah kepada sifat cracker. Kedua karakter tersebut adalah: Dark-side Hacker dan Malicious Hacker. Hacker lebih mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki kemampuan penguasaan sistem yang diatas rata-rata kebanyakan pengguna. Jadi, hacker sebenarnya memiliki konotasi yang netral. Tahapan yang dilalui oleh mereka yang menjadi hacker

            Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983, istilah hacker berubah menjadi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
            Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Para hacker mengadakan pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking. Hacker memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa hackerlah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus dsb. Padahal, mereka adalah cracker. crackerlah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para hacker dipahami dibagi menjadi 2 golongan White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.

KASUS -KASUS KEAMANAN KOMPUTER
Kita sering menjumpai kasus-kasus hacking diluar negeri dengan begitu hebatnya, mulai dari pencurian data hingga pengrusakan pada perangkat seperti Game Console hingga handphone. Di Indonesia sendiri kasus hacking sudah cukup banyak, masih terlintas di ingatan kita ketika Deni Firmansyah, seorang konsultan Teknologi Informasi di Jakarta berhasil membobol situs milik Komilisi Pemilihan Umum yang saat itu sedang melakukan tabulasi nasional secara online. Deni berhasil mengganti nama-nama partai peserta pemilu dengan nama unik seperti Partai Jambu, Partai Kolor Ijo dan yang lainnya dengan menggunakan SQLinjection.
Kasus pembobolan situs Kepolisian Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu juga bahkan masih hangat diingatan kita, seseorang berhasil mendeface atau mempermak beberapa halaman di situs utama POLRI dengan pesan yang mengatas namakan agama tertentu. Hal tersebut tidak hanya dilakukan kepada POLRI saja melainkan kepada situs LEMHAMNAS dan juga Pertamina.

HACKER DAN TINGKATANNYA
          Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di Internet. Sebagai contoh : digigumi (Grup Digital) adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak dalam bidang game dan komputer. Digigumi ini menggunakan teknik teknik hexadecimal untuk mengubah teks yang terdapat di dalam game. Contohnya, game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat diubah menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi adalah hacker, namun bukan sebagai perusak. Hacker disini artinya, mencari, mempelajari dan mengubah sesuatu untuk keperluan hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para hacker biasanya melakukan penyusupan-penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata – rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) juga memiliki hacker. Tugasnya yaitu untuk menjaga jaringan dari kemungkinan perusakan pihak luar “cracker”, menguji jaringan dari kemungkinan lobang yang menjadi peluang para cracker mengobrak – abrik jaringannya, sebagai contoh : perusahaan asuransi dan auditing “Price Waterhouse”. Ia memiliki team hacker yang disebut dengan Tiger Team. Mereka bekerja untuk menguji sistem sekuriti client mereka.
·         Hirarki/Tingkatan Hacker
1. Elite
Ciri-ciri: mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara global, melakukan pemrograman setiap harinya, effisien & terampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat, tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti aturan yg ada. Tingkat elite ini sering disebut sebagai "suhu".
2. Semi elite
ciri-ciri: lebih muda dari golongan elite, mempunyai kemampuan & pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi, kemampuan programnya cukup untuk mengubah program eksploit.
3. Developed Kiddie
ciri-ciri: umumnya masih muda(ABG) dan masih sekolah, mereka membaca tentang metode hacking dan caranya di berbagai kesempatan, umumnya masih menggunakan Grafik User Interface (GUI) dan baru belajar basic dari INIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem operasi.
4. Script Kiddie
ciri-ciri: seperti developed kiddie dan juga Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan tekhnis networking yg sangat minimal, tidak lepas dari GUI, hacking menggunakan trojan untuk menakuti & menyusahkan hidup sebagian pengguna internet.
5. Lamer
ciri-ciri: tidak mempunyai pengalaman & pengetahuan tapi ingin menjadi hacker sehingga lamer sering disebut sebagai 'wanna-be' hacker, penggunaan komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar software pirate, mencuri kartu kredit, melakukan hacking dengan menggunakan menggunakan software trojan, nuke & DOS, suka menyombongkan diri melalui IRC channel, dsb. Karena kekurangannya untuk mencapai elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau script kiddie saja.
  
 KODE ETIK HACKER 
Hacker juga memiliki kode etik yang pada mulanya diformulasikan dalam buku karya Steven Levu berjudul Hackers: Heroes of The Computer Revolution, pada tahun 1984 
Kode Etik Seorang Hacker yaitu : Mampu mengakses computer tak terbatas dan totalitas
  1. Semua informasi haruslah FREE
  2. Tidak percata pada otoritas atau memperluas desentralisasi
  3. Tidak memakai identitas palsu
  4. Mampu membuat seni keindahan dalam komputer
  5. Komputer dapat mengubah hidup menjadi lebih baik
  6. Pekerjaan dilakukan semata – mata untuk kebenaran informasi yang harus disebarluaskan
  7. Memegang teguh komitmen tidak membela dominasi ekonomi industri software tertentu
  8. Hacking adalah senjata mayoritas dalam perang melawan pelanggaran batas teknologi komputer
  9. Hacking maupun Phreaking adalah satu – satunya jalan lain untuk menyebarkan informasi pada massa agar tak gagap dalam komputer

·     

0 comments:

Post a Comment